Perempuan adat memperkuat gerakan dalam memperjuangkan haknya


Perempuan adat  memperkuat gerakan   dalam memperjuangkan hak-haknya

Secanggang menjadi tempat pertemuan para perempuan adat yang mewakili dari beberapa kampong yang tersebar di daerah Langkat, Deli, Medan, Serdang, Tanoh Pakpak, Pakpak Suak Boang berkumpul pada tanggal 26 – 28 Desember 2012, tepatnya di Balai Adat Rakyat Penunggu Kampong Secanggang dengan tema pembahasan, Rapat Kerja dan Strategi Planning Perempuan AMAN SUMUT untuk Tahun 2013.

Didalam pertemuan tersebut, hampir semua perwakilan perempuan adat “dari berbagai tingkatan usia dan latar belakang” ini berbicara mengenai ketidak adilan ekologis dan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami masyarakat adat di kampong mereka dari tingkah laku perusahaan dan perkebunan seperti yang dilakukan PT.KIM, PT.Buana Estate, PT.PN 2 yang selama ini telah merampas hak-hak mereka. Perempuan-perempuan adat menceritakan pengalamannya dengan kesedihan, namun telah bertekad untuk terus berjuang.

Kompleksnya persoalan atau semakin meningkatnya permasalahan yang dihadapi oleh perempuan adat dikampongnya ini, sejak keluarnya berbagai kebijakan pemerintah untuk kepentingan investor, perusahaan dan perkebunan yang berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam ditanah-tanah masyarakat adat, yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, jika kejadian ini tidak ditanggapi dengan serius, maka secara otomatis pelanggaran HAM dan pemiskinan akan terus terjadi.

Ketika masyarakat adat, melaporkan kejadian yang bersifat merugikan masyarakat adat oleh perusahaan dan perkebunan, sangat jarang sekali mendapat tanggapan atau respon cepat dari aparat dan pemerintah, maka kami dari perempuan adat akan  terus menyuarakan keadilan, demi tercapainya pengakuan dan pengembalian atas hak-haknya kami sebagai masyarakat adat” ungkap Diah Susilowati, pengacara masyarakat adat Rakyat Penunggu saat menjadi fasilitator dalam acara tersebut.

Lewat pertemuan ini, Ketua BPH AMAN SUMUT/Ketua Umum BPRPI, bapak Harun Nuh,  mengingatkan sejarah panjang gerakan dan segala tantangan perempuan adat yang selama ini kontribusi besar dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai masyarakat adat. Disamping itu Harun Nuh, berharap melalui pertemuan ini akan lahir gagasan-gagasan yang dapat memperkuat gerak juang perempuan adat dan cara pengorganisasian yang baru untuk berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya. (Darra)

Tinggalkan komentar